Kamis, 02 Juli 2015

5 Pasangan Ini Menjalin Hubungan Dengan Usia Paling Tidak Wajar

Kata orang, cinta mampu mengatasi perbedaan, termasuk misalnya beda agama atau beda usia yang terpaut jauh. Banyak pasangan beda usia yang tidak wajar memutuskan hidup bersama dengan mengikat janji dalam pernikahan. Mereka tidak mempermasalahkan usia yang berbeda jauh bisa menghambat keinginan untuk berumah tangga.

Berikut adalah 5 Pasangan Beda Usia Paling Tidak Wajar Di Dunia :
1. Dulu dihina, pasangan beda 32 tahun di China terbukti bisa awet

Pasangan Beda Usia Paling Tidak Wajar


Pasangan suami istri (pasutri) asal China ini tengah berbahagia merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-18. Yang berbeda dari pasangan lainnya, pasangan ini terpaut umur yang cukup jauh. Sang istri lebih tua 32 tahun daripada suaminya.

Pada 1996, Li Yuchen menikahi pasangannya yang lebih tua, Ma Yuqin dari Provinsi Liaoning, China. Dia jatuh cinta pada Ma Yuqin sejak kanak-kanak dan istrinya ini adalah aktris lokal yang terkenal. Awalnya hubungan beda usia ini ditentang keluarga, teman dan tetangga mereka. Namun akhirnya mereka menikah pada saat usia Li 27 tahun.

Li menceritakan pertama kali ia melihat akting Ma ketika masih delapan tahun. Ia mengagumi Ma dan terus mengingat kejadian ketika Ma datang dan melakukan pertunjukkan di sekolah Li. Kini Li berumur 44 tahun dan Ma berusia 76 tahun. Ma mengisahkan Li dulu seperti teman sekolah anaknya. Li mengakui ketika ia masih 20 tahun orang tuanya sering mengenalkan banyak gadis namun ditolaknya.

2. Gara-gara payudara, pria 28 tahun nikahi wanita 68 tahun

Pasangan Beda Usia Paling Tidak Wajar

Setelah suaminya meninggal, Joan Lloyd memperbesar payudaranya pada November 2012. Setelah itu, seorang pria 28 tahun bernama Phil Absolom tertarik kepada Joan dan mulai bertukar pesan di media sosial Facebook.

Joan yang kini berusia 68 tahun itu mengaku keduanya masih saling berbagi kasih sayang seperti ciuman, pelukan bahkan seks. Tak hanya itu, Joan juga suka tampil dengan pakaian seksi untuk menarik perhatian pria yang telah dikencani selama satu tahun lebih itu. Namun tak bisa dipungkiri, perasaan khawatir juga sering menghampiri Joan.

3. Wanita 53 tahun berani nikahi remaja 16 tahun

Pasangan Beda Usia Paling Tidak Wajar

Wanita asal Sussex, Inggris, berusia 53 tahun menikahi William Buttigieg ketika lelaki itu masih berumur 16 tahun. Menurut Marilyn, William adalah sosok pria yang berbeda dari anak 16 tahun seumurnya. Pria yang kini berusia 24 tahun itu adalah sosok dewasa dan tak peduli tentang apa kata orang lain mengenai dirinya, seperti dilansir crawleynews.co.uk, April 2012.

"Semua teman-teman saya menghilang dan mulai menjauhi. Itu seperti masyarakat menolak kami. Ya, seperti kami memiliki penyakit menular yang mengerikan," kata Buttigieg tentang hubungannya dengan wanita yang berbeda usia 29 tahun ini.

Marilyn mengatakan, tak jarang keduanya diberi komentar negatif dari masyarakat sekitar. Banyak pula yang mengatakan dirinya kotor dan salah. Bahkan Marilyn dan William perlu memanggil polisi beberapa kali karena gangguan sudah keterlaluan. Sama dengan pasangan lainnya, pasangan ini berharap orang-orang akan lebih memahami dan menerima cinta perbedaan umur mereka cukup jauh.

4. Kakek di China nikahi wanita 50 tahun lebih muda

Pasangan Beda Usia Paling Tidak Wajar

Cinta memang bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja. Seperti halnya kepada Zhang Feng, perempuan asal China. Kala itu, dia jatuh cinta kepada seorang pria bernama Wen Changlin. Tidak ada yang salah dari pasangan ini, hanya saja perbedaan usia mereka yang terlalu besar membuat banyak orang tak percaya mereka bisa mencintai satu sama lain.

Kisah ini bermula pada 2001. Saat itu Zhang Fang dan ayahnya sedang menderita penyakit yang sama. Seorang dokter baik datang ke rumah mereka untuk merawat Zhang dan ayahnya. Dokter ini adalah Wen. Wen harus tinggal di rumah Zhang untuk merawat Zhang dan ayahnya hingga tahun 2006. Ketika sang ayah meninggal, Zhang merasakan kehilangan yang besar dan di sanalah Wen. Wen ada untuk menemani Zhang sepanjang waktu, seperti dilansir koran the Daily Mail, Desember tahun lalu.

Benih-benih cinta mulai tumbuh di keduanya. Zhang mulai nyaman berada di dekat Wen dan begitu pula sebaliknya. Hingga tiga tahun kemudian, Zhang mempunyai keberanian untuk menyatakan perasaannya kepada Wen. Perbedaan usia mereka yang cukup besar yaitu hampir 50 tahun menjadi salah satu penghalang cinta mereka.

Namun kekuatan cinta memang sangat besar. Setelah tiga tahun lamanya mereka berjuang meyakinkan keluarga Wen, mereka akhirnya bisa menikah pada April tahun 2012. Meskipun banyak orang yang mencibir, mereka tetap teguh pada cinta mereka.

Kini pernikahan mereka telah lengkap dengan hadirnya seorang anak bernama Tian. Tian membawa keceriaan dan kebahagiaan bagi pasangan ini. Pasangan ini membuktikan, cinta tidak mengenal usia. Wen dan Zhang bisa hidup bahagia layaknya pasangan lain yang tidak terpaut jauh usianya.


5. Beda usia 39 tahun, pasangan ini tetap bahagia



Banyak yang bilang, cinta itu buta dan tidak memandang usia. Itulah yang terjadi pada perempuan Inggris berusia 78 tahun bernama Edna Martin. Wanita yang gemar mendengarkan musik itu menikahi pria asal Birmingham, Simon, yang usianya 39 tahun. Edna yang hampir memasuki usia 80 tahun itu mengakui bahwa perbedaan usia tidaklah memengaruhi kehidupan seks mereka.

Download Kumpulan Lagu Original Ost. Abad Kejayaan



>>>>VISIT STORE<<<<

Rabu, 01 Juli 2015

Raksasa Farmasi Dunia Akan Beli Seribu Desa di Indonesia Untuk Bio-Testing

 
 Gambar pada laman utama situs perusahaan farmasi multinasional UMBRELLA 
Corporation. Perusahaan ini mengeluarkan pernyataan ambisius untuk 
membeli seribu wilayah desa di Indonesia untuk kepentingan laboratorium 
perintis dan bio-testing. Meski demikian, UMBRELLA juga berjanji untuk 
mengedepankan tanggung jawab perusahaan dengan bertanggung jawab penuh 
atas kesejahteraan warga desa yang mereka beli. (photo taken from 
facebook fanpage.
 
HONG KONG, POS RONDA – Perusahaan multinasional raksasa yang bergerak di bidang farmasi dan bio-rekayasa, UMBRELLA Corporation, menyatakan keinginannya untuk membeli lebih dari seribu wilayah desa di Indonesia.
Niat Umbrella tersebut dikemukakan oleh Direktur Pelaksana UMBRELLA untuk wilayah Asia dan Pasifik, Victorio Gionne, dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan di kantor UMBRELLA di Hong Kong, kemarin (2/12).
Rencana pembelian seribu desa di Indonesia itu, berdasarkan pemaparan Gionne, berfungsi untuk pendirian laboratorium-laboratorium perintis UMBRELLA untuk penelitian lapangan. Dengan adanya laboratorium perintis ini, ia berharap agar penelitian dan pengembangan obat-obatan untuk kesejahteraan manusia bisa berjalan dengan lebih cepat.
“Ini adalah bagian dari program tanggung jawab perusahaan kami. Rencana kami di Indonesia tidak main-main dan kami serius. Dengan seribu desa, jangkauan penelitian lapangan dan bio-testing kami bisa lebih luas dan ini berkontribusi kepada pengembangan obat-obatan yang kami rencanakan. Kami akan bertanggung jawab sepenuhnya untuk kesejahteraan warga desa. Kami akan dirikan klinik, sekolah, generator listrik, fasilitas komunikasi, dan menyediakan hibah untuk usaha-usaha kecil milik warga.” papar Gionne.
Ia melanjutkan, bahwa berdasarkan data yang ada terdapat sekitar 74 ribu desa di Indonesia, dengan 32 ribu diantaranya masih masuk kategori tertinggal. UMBRELLA akan masuk di desa-desa dengan kategori tertinggal agar dampak dari pembangunan laboratorium perintis bisa lebih besar dan nyata.
Berdasarkan pengamatan koresponden POS RONDA, dalam daftar desa yang akan dibeli banyak terdapat wilayah yang berlokasi di perbatasan dan tempat-tempat terpencil. Ini menimbulkan pertanyaan mengenai mungkin-tidaknya pembangunan laboratorium perintis bisa dilaksanakan mengingat keterbatasan infrastruktur yang ada. Meski demikian, Gionne mengatakan dirinya tidak khawatir dan merujuk kepada pengalaman mereka sebelumnya.
“Jaringan perusahaan kami sudah berpengalaman untuk membangun laboratorium perintis di wilayah-wilayah terpencil dan minim infrastruktur. Pengalaman kami mencakup beberapa dusun kecil di Spanyol, dan di Afrika Barat, tepatnya di zona otonomi Kijuju. Dari data yang ada, operasi kami cukup berhasil di wilayah-wilayah itu. Kami ingin Indonesia menikmati keberhasilan yang serupa.” ujar Gionne  dengan nada diplomatis.
Permasalahan lain yang akan dihadapi oleh UMBRELLA adalah kemungkinan penolakan dari pihak pemerintah dan masyarakat Indonesia. Bagaimana pun, upaya perusahaan tersebut adalah untuk membeli seribu wilayah desa, bukan sekedar investasi biasa.
Menanggapi hal ini, Gionne kemudian menyebutkan semakin mudahnya regulasi di Indonesia untuk investasi perusahaan asing. Ia mencontohkan bagaimana jasa kebandarudaraan sudah dikeluarkan dari daftar negatif investasi Indonesia.
“Kami akan memulai secara bertahap. Agar lebih mudah menuju ke tempat-tempat yang kami tuju, kami akan membangun bandara-bandara perintis sebagai bentuk kesungguhan kami berkontribusi pada Indonesia. Ini sudah kami pikirkan dan sesuai dengan regulasi investasi di Indonesia. Negeri Anda semakin memberikan kemudahan berinvestasi bagi perusahaan multinasional seperti kami, jadi kekhawatiran tersebut tidak ada. Tim kami sudah ada di Jakarta sejak dua tahun lalu, baik yang bertugas untuk melobi eksekutif dan legislatif, agar aturan-aturan yang menghambat investasi masuk bisa dikurangi. Dengan ini kami optimis bahwa dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, kami bisa membeli seribu wilayah desa secara resmi dan legal.” jelas Gionne optimis.
Dirinya juga menambahkan bahwa UMBRELLA berniat baik untuk bersama-sama memajukan Indonesia. Perusahaan tersebut bahkan berencana untuk mengembangkan lebih dari 5 ribu usaha kecil, dan siap menggelontorkan Rp 600 milyar untuk kepentingan tanggung jawab perusahaan di tahap pertama.
“Kami setuju bahwa perusahaan yang berinvestasi di Indonesia juga harus memberikan kemajuan bagi rakyatnya. UMBRELLA siap mengembangkan potensi Indonesia di bidang obat-obatan dan farmasi melalui inovasi. Pesan kami untuk Indonesia: kami tidak sabar untuk segera bekerja sama.” tegas Gionne mengakhiri konferensi pers itu.
 Desa Sei Limau, terletak di dekat perbatasan Indonesia dan Malaysia. Kategori desa-desa seperti inilah yang masuk daftar penawaran UMBRELLA untuk dibeli dan pembangunan laboratorium perintis. (photo courtesy batasnegeri.com)
Desa Sei Limau, terletak di dekat perbatasan Indonesia dan Malaysia. Kategori desa-desa seperti inilah yang masuk daftar penawaran UMBRELLA untuk dibeli dan pembangunan laboratorium perintis. (photo courtesy batasnegeri.com)
Meski UMBRELLA berjanji untuk bertanggung jawab atas kesejahteraan warga dari desa yang wilayahnya akan dibeli, pengamat politik Robertinus Siagian di tempat terpisah menyatakan ragu atas tawaran perusahaan multinasional tersebut. Menurut Robertinus, pemerintah secara etika tidak diperkenankan menjual wilayah negerinya kepada perusahaan asing.
“Satu atau dua petak tanah itu soal lain, masalahnya yang mereka tawarkan adalah membeli seluruh wilayah desa, dan jumlahnya banyak sekali. Ini seakan pemerintah menjual warganya juga apabila proses ini jadi dilakukan. Saya harap pemerintah tidak akan takluk pada tawaran ini.” ujarnya saat dimintai pendapat pagi ini di Jakarta (3/12).
Robertinus tidak menampik pentingnya investasi asing. Menurutnya, itu diperlukan dalam usaha pembangunan, apalagi idealnya memang harus ada kerjasama antara triumvirat pihak pemerintah, swasta, dan civil society.
Meski demikian, pemerintah harus pintar-pintar dalam menyeleksi modal asing yang masuk ke Indonesia. Dalam kasus UMBRELLA, Robertinus mencium keanehan karena perusahaan tersebut bermaksud untuk membuat laboratorium obat dan farmasi di tempat-tempat terpencil.
“Menurut saya, itu jelas aneh. Laboratorium obat dan farmasi biasanya berada di tempat-tempat yang jelas dan terjamin infrastrukturnya seperti kawasan industri dan bisa diawasi oleh regulasi pemerintah. Mendirikan fasilitas tersebut di wilayah minim infrastruktur jelas tidak bagus dari business sense dan hukum. Seakan mereka tidak ingin diawasi apabila terjadi kesalahan.” papar Robertinus.
Kekhawatiran Robertinus memang berdasar, karena menurut laporan dari organisasi penegakan hak asasi manusia Saviors of the Hour, sepak terjang UMBRELLA patut untuk dipertanyakan. Menurut laporan Saviors, perusahaan tersebut sering terlibat dalam penelitian farmasi yang kontroversial dan disinyalir sering melakukan human-testing alias percobaan terhadap manusia.
Berdiri pada akhir dekade 1960-an, UMBRELLA mulai dikenal sejak dasawarsa 1990-an saat terkuak bahwa perusahaan itu secara rahasia mengembangkan senjata biologis melalui virus. Serangkaian insiden lain juga membuat UMBRELLA makin terpuruk dan harga sahamnya terus jatuh hingga pada 2004 dinyatakan bangkrut.
Setelah lama tidak terdengar, perusahaan diketahui kembali aktif dua tahun terakhir. Saat terjadi kasus gigitan di Piala Dunia 2014 di Brazil, nama UMBRELLA kembali mengemuka saat disinyalir menjadi salah satu donatur utama bagi badan penelitian GRIDPEC yang menitikberatkan fokus mereka pada kemungkinan fenomena zombie outbreak atau penyebaran virus zombie. (Sha01/jon1)

====
 

Ancaman KAIJU Meningkat Drastis, Indonesia Siap Impor Gundam?



Laman utama situs StrategicInsider.net tertanggal akses 19 Mei 2014. Tampak isu bocornya dokumen CIA mengenai KAIJU sebagai tajuk laporan utama. (pics edited by POS RONDA)
JAKARTA, POS RONDA – Pemerintah Indonesia dikabarkan akan bersiap untuk mengimpor alutsista asal Jepang, Mobile Suit Gundam. Langkah ini merupakan respon pemerintah Indonesia terhadap meningkatnya potensi ancaman monster laut yang berbahaya dari Samudera Hindia.
Kabar tersebut berasal dari bagian dokumen rahasia milik Badan Intelejen Pusat Amerika Serikat (CIA) yang disinyalir isinya telah dibocorkan oleh pihak internal. Bagian dari dokument tersebut dipublikasikan dalam StrategicInsider.net, sebuah situs dunia maya yang menerbitkan dokumen atau laporan seharusnya tidak diperkenankan dibaca ataupun dilihat oleh khalayak luas. Meski operasinya hampir mirip dengan Wikileaks, Strategic Insider lebih mengkhususkan kepada dokumen-dokumen intelejen dan militer.
Dalam situsnya yang bertanggal akses 19 Mei 2014, Strategic Insider melansir sebuah laporan dengan judul “CIA’s report on KAIJU threats leaked: Mobile suit mass-production might be imminent!”. Laporan tersebut berisikan naskah dokumen sepanjang satu halaman beserta foto-foto dan gambar yang berkaitan.
Pokok utama dalam naskah dokumen tersebut adalah disebutkannya potensi ancaman monster laut yang disebut sebagai KAIJU yang berbahaya bagi umat manusia, serta reaksi pemerintah di seputar Samudera Hindia, termasuk Indonesia dalam menghadapi ancaman tersebut
 Kami memperoleh informasi paling mutakhir dari pos Delta-Gamma bahwa frekuensi pergerakan monster laut ‘KAIJU’ semakin meningkat menuju potensi ancaman berbahaya. Pemerintah di Lingkaran Hindia telah mempersiapkan langkah pencegahan. Indonesia, terutama, mempersiapkan diri dengan memesan Mobile Suit Gundam dari HINODE Heavy Industries milik Jepang. Demikian hasil terjemahan salah satu kalimat dalam naskah dokumen tersebut.
Menurut analisis Strategic Insider, pos Delta-Gamma yang dimaksud adalah pangkalan militer milik AS-Inggris Diego Garcia yang terletak di tengah-tengah Samudera Hindia. Analisis tersebut bahkan menjelaskan lebih lanjut bahwa pembangunan pangkalan militer di tempat tersebut, beserta pengusiran paksa para penduduk lokal, sejak awal merupakan bagian dari program rahasia untuk mengawasi pergerakan KAIJU.


Pangkalan militer AS-Inggris di Diego Garcia, Samudera Hindia. Disebut sebagai Pos Delta-Gamma, pangkalan ini menjadi asal dari dokumen CIA yang bocor mengenai peningkatan potensi ancaman KAIJU bagi umat manusia. (photo courtesy truthnewsinternatonal.wordpress.com)
Pangkalan militer AS-Inggris di Diego Garcia, Samudera Hindia. Disebut sebagai Pos Delta-Gamma, pangkalan ini menjadi asal dari dokumen CIA yang bocor mengenai peningkatan potensi ancaman KAIJU bagi umat manusia. (photo courtesy truthnewsinternatonal.wordpress.com)
Masih belum diketahui dari mana asal ataupun apa yang menciptakan KAIJU, atau apakah monster laut tersebut sudah ada sebelumnya secara alamiah. Namun dari foto monokrom yang disertakan pada arsip dokumen, yang dimaksud dengan KAIJU adalah organisme amfibi yang berukuran sangat besar dengan kemungkinan daya hancur fisik yang tidak dapat dibayangkan.
Beberapa istilah yang cukup asing juga tercantum dalam naskah dokumen tersebut, seperti ‘Project: CELESTIAL BEINGS’, ‘sunrise technologies’, ‘Precursors Initiative’, dan ‘K-DAY countdown’.
Dalam dokumen tersebut juga terdapat gambar rancangan mesin mekanik berukuran besar seperti robot untuk keperluan tempur. Analisis Strategic Insider menganggap bahwa gambar tersebut adalah rancangan awal dari mesin perang bergerak berbentuk robot raksasa yang disebut sebagai Mobile Suit Gundam, yang dapat dikendalikan oleh satu orang pilot atau lebih.
Hingga saat ini diperkirakan seluruh produksi Mobile Suit masih berupa prototipe, meski menurut analisis tersebut, situasi yang ada akan menyebabkan Mobile Suit segera diproduksi secara massal untuk kepentingan militer.
Salah satu perusahaan yang memproduksi Mobile Suit Gundam adalah HINODE Heavy Industries Ltd. yang bermarkas di Sakai, Osaka, Jepang. Penelusuran POS RONDA untuk meminta konfirmasi atas informasi  bahwa Indonesia akan membeli Mobile Suit produksi mereka tidak mendapatkan jawaban yang jelas.
 “Kami tidak dapat memberikan informasi secara detail, tapi kami memastikan bahwa Mobile Suit Gundam telah berada pada tahap siap untuk digunakan sebagai instrumen pertahanan. Beberapa negara telah memesan produk kami, termasuk dari Asia Tenggara.” jawab pihak HINODE melalui surat elektronik. Mereka menolak untuk menyebutkan negara mana saja yang dimaksud.


Prototipe Mobile Suit Gundam. Dirancang khusus sebagai mesin perang berat dengan satu pilot atau lebih, Gundam menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk menghadapi ancaman  KAIJU. Menurut laporan yang dipublikasikan Strategic Insider, Mobile Suit akan segera diproduksi massal untuk kepentingan militer. (photo courtesy tenkai-japan.com)
Prototipe Mobile Suit Gundam produksi HINODE Heavy Industries. Dirancang khusus sebagai mesin perang berat dengan satu pilot atau lebih, Gundam menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk menghadapi ancaman KAIJU. Menurut laporan yang dipublikasikan Strategic Insider, Mobile Suit akan segera diproduksi massal untuk kepentingan militer. (photo courtesy tenkai-japan.com)
Pengamat pertahanan dan keamanan dari embaga Indonesian Security Studies, William T. Ronggoputro, menyarankan agar masyarakat Indonesia tidak terburu-buru untuk mempercayai laporan tersebut.
“Laporan tersebut bisa benar atau pun tidak. Dalam dunia intelejen, yang namanya lempar-melempar counterfeit documents adalah hal yang biasa untuk membuat terjadinya misinformasi pada musuh.” ujar William.
Meski demikian, menurut William, bukan berarti laporan tersebut juga harus disepelekan. Bagaimanapun juga, setiap potensi ancaman baik nyata maupun tidak harus selalu masuk dalam perhitungan dan analisis pertahanan.
Dalam kasus KAIJU, memang pada dasarnya Indonesia belum memiliki alutsista yang cukup memadai untuk menghadapi ancaman tersebut. Karena itu dirinya mendukung apabila pemerintah memutuskan untuk mengimpor mesin perang Gundam.
“Memang pada dasarnya untuk ancaman tersebut, apa yang kita miliki masih kurang. Ya, kita memang memproduksi alutsista, tapi apa yang ada tidak siap untuk skala sebesar itu. Kita belum punya teknologinya. Bila ini yang menjadi alasan pemerintah untuk mengimpor Gundam, saya mendukung. Asalkan ada yang namanya transfer of knowledge dan juga teknologi.” tambahnya.


Gambar dalam arsip dokumen yang disebut sebagai penampakan KAIJU. Meski resolusinya tidak tajam dikarenakan diambil di laut dalam, namun terlihat wujud KAIJU yang sangat besar dan berbahaya. Alustista yang dimiliki Indonesia diperkirakan belum siap menghadapi ancaman seperti ini, dan memerlukan peralatan baru seperti Mobile Suit Gundam (photo courtesy seriks.com)
Gambar dalam arsip dokumen yang disebut sebagai penampakan KAIJU. Meski resolusinya tidak tajam dikarenakan diambil di laut dalam, namun terlihat wujud KAIJU yang sangat besar dan berbahaya. Alustista yang dimiliki Indonesia diperkirakan belum siap menghadapi ancaman seperti ini, dan memerlukan tambahan peralatan baru seperti Mobile Suit Gundam (photo courtesy seriks.com)
Namun, William juga memperingatkan agar pemerintah melakukan analisis mendalam sebelum benar-benar mendatangkan Mobile Suit, terutama dalam praktis-tidaknya penggunaan alutsista tersebut, serta cocok-tidaknya untuk diterjunkan di medan kepulauan dan pegunungan seperti Indonesia.
“Harus hati-hati memang dalam memilih alat perang. Jangan sampai kita pesan Gundam, sampai sini begitu berjalan tiba-tiba amblas di rawa-rawa karena terlalu berat. Jika pemerintah lebih jeli, sebenarnya ini bisa dikoordinasikan dengan ASEAN sebagai bagian dari ASEAN Security Community. Dengan demikian bisa mengurangi burden of share pemerintah Indonesia dalam pengadaan maupun perawatan.” papar William.
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini mengimpor sejumlah alutsista demi kepentingan pertahanan nasional, antara lain Tank Leopard, kapal korvet Sigma, dan pesawat tempur Sukhoi. Namun Indonesia sendiri juga merupakan pengekspor peralatan militer, seperti senapan serbu SS-1 dan SS-2, pesawat patroli maritim CN-235, Panser Anoa, dan yang terakhir adalah penjualan kapal perang produksi PT. PAL ke Filipina.
Hingga tulisan ini diturunkan, masih belum ada tanggapan dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia berkenaan dengan isu KAIJU dan impor Mobile Suit Gundam tersebut. (Sha01/Nos)
====

Dikutip dari posronda.com

Sering diBully Netizen, Jepang Kirim Doraemon Untuk Bantu Jokowi




MS-903, atau dikenal dengan nama kode “DORAEMON”, robot berteknologi tinggi hasil penelitian Matsushiba Robotics. DORAEMON akan ditugaskan oleh pemerintah Jepang untuk membantu Presiden Joko Widodo untuk membantu tugas blusukan, mengerjai netizen yang suka merundung presiden, serta menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh presiden sehingga yang bersangkutan tidak perlu berpikir atau berusaha keras untuk menyelesaikannya. (photo courtesy liquida.it)
TSUKUBA, POS RONDA – Aktivitas dan kebijakan Presiden Joko Widodo seringkali mendapatkan dukungan maupun kritikan dari masyarakat Indonesia. Baik di media sosial maupun dunia nyata, argumen yang muncul seringkali menghangat dan berujung kepada sikap saling merundung antara mereka yang pro maupun kontra dengan kebijakan presiden. Tidak jarang, presiden sendiri menjadi objek rundungan oleh para netizen dan masyarakat umum.
Kondisi ini rupanya mendapatkan perhatian serius dari negara matahari terbit. Pemerintah Jepang akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan membantu Presiden Jokowi menghadapi masalah perundungan itu.
Didukung oleh konsorsium yang terdiri dari beberapa perusahaan multinasional, Jepang akan mengirimkan bantuan kepada presiden berupa sebuah robot berteknologi mutakhir, MS-903, yang dikenal dengan nama kode “DORAEMON”.
Hiroshi Abiko, peneliti utama Matsushiba Robotics, perusahaan yang memproduksi MS-903,  mengatakan bahwa robot ini akan sangat membantu kinerja Presiden Jokowi dalam melakukan tugasnya sebagai presiden.
“Tim kami sudah melakukan penelitian secara holistik, dan menyimpulkan bahwa MS-903 adalah teknologi yang paling tepat untuk membantu Presiden Widodo dalam melaksanakan tugasnya.” ujar Abiko di lobi pusat penelitian milik Matsushiba Robotics di Tsukuba, Jepang, Senin lalu (15/12).
Para peneliti dan insinyur dari Matsushiba akan menyertakan beberapa gadget untuk membantu kegiatan blusukan presiden. Salah satunya adalah Baling-baling Bambu yang bisa membuat seseorang untuk terbang di udara. Menurut Abiko, dengan alat ini Presiden Jokowi tidak perlu lagi memanjat menara atau memantau lokasi bencana dengan tingkat keamanan yang minimal. Cukup menaruh Baling-baling Bambu di kepala, maka presiden bisa terbang dan memantau lokasi dari angkasa.
Selain itu, terdapat pula Pintu ke Mana Saja yang akan menghemat waktu dan anggaran perjalanan presiden. Cukup dengan menentukan tujuan dan tinggal membuka pintu, maka presiden langsung sampai di tempat yang diinginkan. Penggunaan alat ini akan membuat fungsi pesawat kepresidenan menjadi minim, sehingga moda transportasi khusus presiden tersebut dapat dijual untuk menghemat anggaran pemerintah.
Berkenaan dengan anggaran, Abiko juga menjelaskan bahwa DORAEMON tidak membutuhkan energi yang berbiaya tinggi. Melalui serangkaian penelitian dan rekayasa mesin dari konsorsium, DORAEMON hanya membutuhkan makanan berupa dorayaki untuk mengisi energi. Fitur ini dipastikan sangat ramah bagi pengeluaran pemerintah.
“Tentu saja perawatan secara berkala akan dilakukan setiap enam bulan sekali. Kami akan mengirimkan tim ke Indonesia untuk melakukannya. Kami akan pastikan DORAEMON akan siap melayani dan mendampingi Bapak Presiden 24 jam sehari, 7 hari seminggu.” jelasnya.



Aksi Presiden Jokowi saat memanjat menara perbatasan di Pulau Sebatik. Dengan adanya Baling-baling Bambu dan Pintu ke Mana Saja, kegiatan seperti ini tidak perlu lagi dilakukan oleh presiden. (photo courtesy merdeka.com)
Aksi Presiden Jokowi saat memanjat menara perbatasan di Pulau Sebatik. Dengan adanya Baling-baling Bambu dan Pintu ke Mana Saja, kegiatan seperti ini tidak perlu lagi dilakukan oleh presiden. (photo courtesy merdeka.com)
Abiko dan para penelitinya juga akan menangani fenomena perundungan yang dihadapi oleh presiden dari para netizen. DORAEMON akan disertai oleh kantong multi-dimensional yang dapat menampung barang dalam jumlah tak terbatas. Di dalam kantong tersebut, akan terdapat berbagai macam gadget yang dapat menolong presiden dari para perundung.
Salah satu alat, berdasarkan penuturan Abiko, dapat mengatur bahwa setiap netizen yang menghina presiden akan terkena sengatan listrik melalui keyboard atau layar sentuh smartphone-nya masing-masing. Selain itu, akan ada alat berbentuk telur raksasa yang bisa mengubah orang yang membenci presiden menjadi menyukainya. Abiko berkata bahwa ini sangat berguna bagi lawan-lawan politik Presiden Jokowi. Hanya dengan menculik dan memasukkan mereka ke telur tersebut, maka dijamin dalam waktu tidak sampai satu jam, orang tersebut akan berbalik mengidolakan presiden.
“MS-903 sudah kami siapkan dengan berbagai macam alat. Presiden Widodo cukup mengeluh atau melapor saja kepada DORAEMON, maka ia akan mengeluarkan alat untuk menolongnya. Presiden bisa menggunakan alatnya untuk membalas dendam atau mengerjai orang-orang yang melakukan bullying pada beliau. Bahkan kami sudah memasukkan perintah prioritas tinggi, bahwa MS-903 akan membantu presiden hingga beliau tidak lagi di-bully oleh siapapun.” ujar Abiko.
Penugasan DORAEMON untuk mendampingi Presiden Jokowi merupakan salah satu usaha diplomatik pemerintah Jepang untuk mempererat hubungan antara kedua negara. Deputi Menteri Luar Negeri Jepang, Tatsuma Seki, yang juga hadir di lokasi yang sama mengakui hal tersebut.
Menurutnya, persahabatan antara Indonesia dan Jepang begitu erat sehingga purwarupa DORAEMON pertama akan diserahkan kepada pemerintahan Indonesia. Apabila penugasan robot ini berhasil, maka MS-903 akan diproduksi lebih banyak lagi sebagai bagian dari strategi diplomasi Jepang di seluruh dunia.
“Ini merupakan perwujudan niat baik Jepang untuk sahabat kami di Indonesia. Bagi Presiden Widodo, pemerintah Jepang memberikan jalan keluar yang singkat dan mudah dalam bentuk robot. Kami sudah menyiapkan segalanya dalam DORAEMON sehingga Bapak Presiden tidak perlu lagi bersusah payah dan memusingkan cara untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.” papar Seki.
DORAEMON diperkirakan akan memulai penugasannya pada pertengahan tahun 2015. Seki berharap melalui robot berbentuk kucing tersebut, hubungan kedua negara akan terjalin lebih erat lagi dari sebelumnya dan Jepang kembali menjadi most favoured nation dalam kerjasama perdagangan dengan Indonesia.



Salah satu ruangan laboratorium robotik di Lembaga Robotik Nasional (LARON). Mantan Kepala LARON Heryanto Sukmaraga menyoroti ketergantungan pemerintah kepada teknologi dari luar negeri, serta ketidakpedulian pada pengembangan teknologi dalam negeri. Heryanto mengharapkan pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan peneliti dan ilmuwan dalam negeri untuk menciptakan kedaulatan teknologi. (photo courtesy haaretz.com)
Salah satu ruangan laboratorium robotik di Lembaga Robotik Nasional (LARON). Mantan Kepala LARON Heryanto Sukmaraga menyoroti ketergantungan pemerintah kepada teknologi dari luar negeri, serta ketidakpedulian pada pengembangan teknologi dalam negeri. Heryanto mengharapkan pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan peneliti dan ilmuwan dalam negeri untuk menciptakan kedaulatan teknologi. (photo courtesy haaretz.com)


Reaksi Protes dari Dalam Negeri
Rencana pemerintah Jepang untuk menugaskan DORAEMON untuk membantu Presiden Jokowi ternyata mendapatkan kecaman di Indonesia. Meski diperkirakan akan populer di kalangan masyarakat, hadirnya DORAEMON mendapat sorotan khusus dari mantan kepala Lembaga Robotik Nasional (LARON), Heryanto Sukmaraga.
Ia menanggap bahwa penugasan robot Jepang tersebut menampar wajah para peneliti robotik dalam negeri. Menurut Heryanto, LARON sebenarnya telah memiliki teknologi dasar untuk membuat robot secanggih DORAEMON. Hanya saja, lembaga tersebut tidak diberikan anggaran yang cukup untuk penelitian lebih lanjut.
“Pada saat saya menjabat sebagai Kepala LARON, anggaran kami berkali-kali dipotong, puncaknya ketika kami terpaksa menjadikan sebagian dari kantor kami berubah jadi warnet untuk menutupi biaya yang ada. Pada dasarnya kami memang masuk dalam daftar lembaga negara kategori IV,  yaitu ‘lembaga-lembaga yang keberadaannya terlupakan oleh presiden’, maka meskipun kami punya teknologinya, tetap tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak ada anggarannya. Apalagi saat ini saya dikabari bahwa hampir seluruh penelitian negara harus done by order dan harus dapat dijual supaya bisa diberi anggaran. Kita ini lembaga yang isinya ilmuwan dan peneliti, bukan pedagang yang suka jual-jual teknologi.” tegasnya saat dimintai pendapat di kediamannya pagi ini (17/12).
Heryanto menilai bahwa pemerintah Indonesia kurang memperhatikan para perkembangan penelitian teknologi di negerinya sendiri. Mengimpor dan menerima berbagai macam teknologi dari negara lain memang tidak dilarang, tapi ketergantungan terhadap teknologi luar negeri harus mulai dikurangi dengan memberikan insentif pada perkembangan teknologi dalam negeri.
Ia menjelaskan lebih lanjut, ketergantungan yang terlalu besar terutama pada teknologi strategis berpotensi mempengaruhi keamanan data-data pertahanan dan ketahanan dalam negeri. Oleh karena itu, bagaimanapun ketertinggalan Indonesia, penelitian dan pengembangan harus tetap menjadi prioritas pemerintah sebagai usaha untuk berdaulat di bidang teknologi.
“Dalam teknologi yang kita beli seperti satelit, drone, dan robot, bukan tidak mungkin dipasangi chip khusus yang bisa mentransfer data-data penting ke negara produsen. Meski saya pribadi menolak penugasan DORAEMON untuk membantu presiden, tapi kalau beliau memang menerima, mau apa lagi? Saya hanya berharap dalam kerjasama tersebut presiden dapat memaksa pemerintah dan konsorsium Jepang untuk melakukan alih teknologi robotik secara layak ke Indonesia.” papar Heryanto mengakhiri wawancara. (Sha01)

Dikutip dari posronda.net

===

DISCLAIMER – POS RONDA adalah situs yang berisikan tulisan, artikel, dan cerita yang dibuat dan disusun sebagai KARYA FIKSI, bersifat SATIR, dan berfungsi sebagai HIBURAN.