Rabu, 01 Juli 2015

Ancaman KAIJU Meningkat Drastis, Indonesia Siap Impor Gundam?



Laman utama situs StrategicInsider.net tertanggal akses 19 Mei 2014. Tampak isu bocornya dokumen CIA mengenai KAIJU sebagai tajuk laporan utama. (pics edited by POS RONDA)
JAKARTA, POS RONDA – Pemerintah Indonesia dikabarkan akan bersiap untuk mengimpor alutsista asal Jepang, Mobile Suit Gundam. Langkah ini merupakan respon pemerintah Indonesia terhadap meningkatnya potensi ancaman monster laut yang berbahaya dari Samudera Hindia.
Kabar tersebut berasal dari bagian dokumen rahasia milik Badan Intelejen Pusat Amerika Serikat (CIA) yang disinyalir isinya telah dibocorkan oleh pihak internal. Bagian dari dokument tersebut dipublikasikan dalam StrategicInsider.net, sebuah situs dunia maya yang menerbitkan dokumen atau laporan seharusnya tidak diperkenankan dibaca ataupun dilihat oleh khalayak luas. Meski operasinya hampir mirip dengan Wikileaks, Strategic Insider lebih mengkhususkan kepada dokumen-dokumen intelejen dan militer.
Dalam situsnya yang bertanggal akses 19 Mei 2014, Strategic Insider melansir sebuah laporan dengan judul “CIA’s report on KAIJU threats leaked: Mobile suit mass-production might be imminent!”. Laporan tersebut berisikan naskah dokumen sepanjang satu halaman beserta foto-foto dan gambar yang berkaitan.
Pokok utama dalam naskah dokumen tersebut adalah disebutkannya potensi ancaman monster laut yang disebut sebagai KAIJU yang berbahaya bagi umat manusia, serta reaksi pemerintah di seputar Samudera Hindia, termasuk Indonesia dalam menghadapi ancaman tersebut
 Kami memperoleh informasi paling mutakhir dari pos Delta-Gamma bahwa frekuensi pergerakan monster laut ‘KAIJU’ semakin meningkat menuju potensi ancaman berbahaya. Pemerintah di Lingkaran Hindia telah mempersiapkan langkah pencegahan. Indonesia, terutama, mempersiapkan diri dengan memesan Mobile Suit Gundam dari HINODE Heavy Industries milik Jepang. Demikian hasil terjemahan salah satu kalimat dalam naskah dokumen tersebut.
Menurut analisis Strategic Insider, pos Delta-Gamma yang dimaksud adalah pangkalan militer milik AS-Inggris Diego Garcia yang terletak di tengah-tengah Samudera Hindia. Analisis tersebut bahkan menjelaskan lebih lanjut bahwa pembangunan pangkalan militer di tempat tersebut, beserta pengusiran paksa para penduduk lokal, sejak awal merupakan bagian dari program rahasia untuk mengawasi pergerakan KAIJU.


Pangkalan militer AS-Inggris di Diego Garcia, Samudera Hindia. Disebut sebagai Pos Delta-Gamma, pangkalan ini menjadi asal dari dokumen CIA yang bocor mengenai peningkatan potensi ancaman KAIJU bagi umat manusia. (photo courtesy truthnewsinternatonal.wordpress.com)
Pangkalan militer AS-Inggris di Diego Garcia, Samudera Hindia. Disebut sebagai Pos Delta-Gamma, pangkalan ini menjadi asal dari dokumen CIA yang bocor mengenai peningkatan potensi ancaman KAIJU bagi umat manusia. (photo courtesy truthnewsinternatonal.wordpress.com)
Masih belum diketahui dari mana asal ataupun apa yang menciptakan KAIJU, atau apakah monster laut tersebut sudah ada sebelumnya secara alamiah. Namun dari foto monokrom yang disertakan pada arsip dokumen, yang dimaksud dengan KAIJU adalah organisme amfibi yang berukuran sangat besar dengan kemungkinan daya hancur fisik yang tidak dapat dibayangkan.
Beberapa istilah yang cukup asing juga tercantum dalam naskah dokumen tersebut, seperti ‘Project: CELESTIAL BEINGS’, ‘sunrise technologies’, ‘Precursors Initiative’, dan ‘K-DAY countdown’.
Dalam dokumen tersebut juga terdapat gambar rancangan mesin mekanik berukuran besar seperti robot untuk keperluan tempur. Analisis Strategic Insider menganggap bahwa gambar tersebut adalah rancangan awal dari mesin perang bergerak berbentuk robot raksasa yang disebut sebagai Mobile Suit Gundam, yang dapat dikendalikan oleh satu orang pilot atau lebih.
Hingga saat ini diperkirakan seluruh produksi Mobile Suit masih berupa prototipe, meski menurut analisis tersebut, situasi yang ada akan menyebabkan Mobile Suit segera diproduksi secara massal untuk kepentingan militer.
Salah satu perusahaan yang memproduksi Mobile Suit Gundam adalah HINODE Heavy Industries Ltd. yang bermarkas di Sakai, Osaka, Jepang. Penelusuran POS RONDA untuk meminta konfirmasi atas informasi  bahwa Indonesia akan membeli Mobile Suit produksi mereka tidak mendapatkan jawaban yang jelas.
 “Kami tidak dapat memberikan informasi secara detail, tapi kami memastikan bahwa Mobile Suit Gundam telah berada pada tahap siap untuk digunakan sebagai instrumen pertahanan. Beberapa negara telah memesan produk kami, termasuk dari Asia Tenggara.” jawab pihak HINODE melalui surat elektronik. Mereka menolak untuk menyebutkan negara mana saja yang dimaksud.


Prototipe Mobile Suit Gundam. Dirancang khusus sebagai mesin perang berat dengan satu pilot atau lebih, Gundam menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk menghadapi ancaman  KAIJU. Menurut laporan yang dipublikasikan Strategic Insider, Mobile Suit akan segera diproduksi massal untuk kepentingan militer. (photo courtesy tenkai-japan.com)
Prototipe Mobile Suit Gundam produksi HINODE Heavy Industries. Dirancang khusus sebagai mesin perang berat dengan satu pilot atau lebih, Gundam menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk menghadapi ancaman KAIJU. Menurut laporan yang dipublikasikan Strategic Insider, Mobile Suit akan segera diproduksi massal untuk kepentingan militer. (photo courtesy tenkai-japan.com)
Pengamat pertahanan dan keamanan dari embaga Indonesian Security Studies, William T. Ronggoputro, menyarankan agar masyarakat Indonesia tidak terburu-buru untuk mempercayai laporan tersebut.
“Laporan tersebut bisa benar atau pun tidak. Dalam dunia intelejen, yang namanya lempar-melempar counterfeit documents adalah hal yang biasa untuk membuat terjadinya misinformasi pada musuh.” ujar William.
Meski demikian, menurut William, bukan berarti laporan tersebut juga harus disepelekan. Bagaimanapun juga, setiap potensi ancaman baik nyata maupun tidak harus selalu masuk dalam perhitungan dan analisis pertahanan.
Dalam kasus KAIJU, memang pada dasarnya Indonesia belum memiliki alutsista yang cukup memadai untuk menghadapi ancaman tersebut. Karena itu dirinya mendukung apabila pemerintah memutuskan untuk mengimpor mesin perang Gundam.
“Memang pada dasarnya untuk ancaman tersebut, apa yang kita miliki masih kurang. Ya, kita memang memproduksi alutsista, tapi apa yang ada tidak siap untuk skala sebesar itu. Kita belum punya teknologinya. Bila ini yang menjadi alasan pemerintah untuk mengimpor Gundam, saya mendukung. Asalkan ada yang namanya transfer of knowledge dan juga teknologi.” tambahnya.


Gambar dalam arsip dokumen yang disebut sebagai penampakan KAIJU. Meski resolusinya tidak tajam dikarenakan diambil di laut dalam, namun terlihat wujud KAIJU yang sangat besar dan berbahaya. Alustista yang dimiliki Indonesia diperkirakan belum siap menghadapi ancaman seperti ini, dan memerlukan peralatan baru seperti Mobile Suit Gundam (photo courtesy seriks.com)
Gambar dalam arsip dokumen yang disebut sebagai penampakan KAIJU. Meski resolusinya tidak tajam dikarenakan diambil di laut dalam, namun terlihat wujud KAIJU yang sangat besar dan berbahaya. Alustista yang dimiliki Indonesia diperkirakan belum siap menghadapi ancaman seperti ini, dan memerlukan tambahan peralatan baru seperti Mobile Suit Gundam (photo courtesy seriks.com)
Namun, William juga memperingatkan agar pemerintah melakukan analisis mendalam sebelum benar-benar mendatangkan Mobile Suit, terutama dalam praktis-tidaknya penggunaan alutsista tersebut, serta cocok-tidaknya untuk diterjunkan di medan kepulauan dan pegunungan seperti Indonesia.
“Harus hati-hati memang dalam memilih alat perang. Jangan sampai kita pesan Gundam, sampai sini begitu berjalan tiba-tiba amblas di rawa-rawa karena terlalu berat. Jika pemerintah lebih jeli, sebenarnya ini bisa dikoordinasikan dengan ASEAN sebagai bagian dari ASEAN Security Community. Dengan demikian bisa mengurangi burden of share pemerintah Indonesia dalam pengadaan maupun perawatan.” papar William.
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini mengimpor sejumlah alutsista demi kepentingan pertahanan nasional, antara lain Tank Leopard, kapal korvet Sigma, dan pesawat tempur Sukhoi. Namun Indonesia sendiri juga merupakan pengekspor peralatan militer, seperti senapan serbu SS-1 dan SS-2, pesawat patroli maritim CN-235, Panser Anoa, dan yang terakhir adalah penjualan kapal perang produksi PT. PAL ke Filipina.
Hingga tulisan ini diturunkan, masih belum ada tanggapan dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia berkenaan dengan isu KAIJU dan impor Mobile Suit Gundam tersebut. (Sha01/Nos)
====

Dikutip dari posronda.com

Tidak ada komentar: